twitter
rss

Bung Karno Berkata, “Bangsa yang Besar,Bangsa yang Menghargai Pahlawannya”

Kata-kata itu selalu saya ingat jika memperingati Hari Kemerdekaan atau Hari Pahlawan. Perjuangan para pendahulu kita dalam memperjuangkan kemerdekaan tidak dapat tergantikan oleh apapun. Mereka telah mengorbankan jiwa dan raga demi kebebasan dan demi anak cucu mereka. Sekarang kita sebagai generasi penerus seharusnya mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan hal-hal yang bermanfaat dan terdapat nilai-nilai kebersamaan serta nilai perjuangan. Nilai-nilai kebersamaan dalam pergerakan kepemudaan, lingkungan hidup dan perjuangan dalam menghadapi bencana alam dan hal-hal yang berguna dan bermamfaat. Apa yang telah para pejuang kita korbankan tidak seberat apa yang kita akan lakukan terutama dalam mengisi kemerdekaan ini. Berikut suara asli Presiden Soekarno dalam membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dari Jalan Pegangsaan Timur  Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945.


 Berikut Lagu Indonesia Raya ASLI







 


AKU INGIN
Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan kata yang tak sempat diucapkan 
kayu kepada api yang menjadikannya abu.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan 
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

     Dalam "Aku Ingin" penyair ingin menyampaikan bahwa cinta sejati itu tidak perlu dinyatakan dalam kata-kata yang berbunga-bunga, atau disertai janji-janji muluk. Cinta sejati kadang bersifat misterius, yaitu dengan kata yang tak sempat diucapkan. Cinta antara kedua makhluk itu begitu sederhana dan luluh bersatu seperti luluhnya kayu dalam api yang menjadikannya abu.
       Cinta sejati juga tidak perlu isyarat-isyarat. Hati kedua insan yang saling bertaut dan membuat keduanya lebur dan musnah bersama seperti awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. Setelah awan dan hujan menyatu, mereka berdua siap dalam ketiadaan.




Pengertian Esai
Esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esais.
Esai sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Esai informal mempergunakan bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan “saya” dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan pembacanya. Adapun esai yang formal pendekatannya serius. Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan.

Tipe-tipe Esai
1.      Esai deskriptif. Esai jenis ini dapat melukiskan subjek atau objek apa saja yang dapat menarik perhatian pengarang. Ia bisa mendeskripsikan sebuah rumah, sepatu, tempat rekreasi dan sebagainya.
2.      Esai tajuk. Esai jenis ini dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah. Esai ini mempunyai satu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap surat kabar/majalah tersebut terhadap satu topik dan isu dalam masyarakat.
3.      Esai cukilan watak. Esai ini memperbolehkan seorang penulis membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang kepada para pembaca.
4.      Esai pribadi, hampir sama dengan esai cukilan watak. Akan tetapi esai pribadi ditulis sendiri oleh pribadi tersebut tentang dirinya sendiri. Penulis akan menyatakan “Saya adalah saya. Saya akan menceritakan kepada saudara, hidup saya dan pandangan saya tentang hidup”.
5.      Esai reflektif. Esai reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis mengungkapkan dengan dalam, sungguh-sungguh, dan hati-hati beberapa topik yang penting berhubungan dengan hidup, misalnya kematian, politik, pendidikan, dan hakikat manusiawi.
6.      Esai kritik. Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan.

Ciri-ciri Esai

1.      Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan penggunaan bahasa dan ungkapan figuratif.
2.      Singkat, maksudnya dapat dibaca dengan santai dalam waktu dua jam.
3.      Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
4.      Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis.
5.      Memenuhi keutuhan penulisan.
Tulisan harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran.
6.      Mempunyai nada pribadi atau bersifat personal
Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan dugaannya kepada pembaca.

Struktur Sebuah Esai

Pada dasarnya, sebuah esai terbagi minimum dalam lima paragraf:

1.      Paragraf pertama: Dalam paragraf ini penulis memperkenalkan topik yang akan dikemukakan, berikut tesisnya. Tesis ini harus dikemukakan dalam kalimat yang singkat dan jelas, sedapat mungkin pada kalimat pertama. Selanjutnya pembaca diperkenalkan pada tiga paragraf berikutnya yang mengembangkan tesis tersebut dalam beberapa sub topik.

2.      Paragraf kedua sampai kelima:
Ketiga paragraf ini disebut tubuh dari sebuah esai yang memiliki struktur yang sama. Kalimat pendukung tesis dan argumen-argumennya dituliskan sebagai analisis dengan melihat relevansi dan relasinya dengan masing-masing sub topik.

Paragraf kelima (terakhir): Paragraf kelima merupakan paragraf kesimpulan. Tuliskan kembali tesis dan sub topik yang telah dibahas dalam paragraf kedua sampai kelima sebagai sebuah sintesis  untuk meyakinkan pembaca.

Penalaran induktif meliputi generalisasi, analogi, sebab akibat.
Penalaran deduktif yang paling sering dipakai   selengkapnya silakan download  di sini.